Langsung ke konten utama

Pengorbanan Sebuah Keadilan



Berbicara tentang pengorbanan, maka akan banyak arti yang dijelaskan. Karena setiap orang mempunyai gambaran akan kata ini berbeda - beda. Ada yang menggambarkan pengorbanan itu seperti apa yang telah dilakukan oleh pahlawan. Ada pula yang mengambil contoh sederhana tapi bermakna indah yaitu bentuk pengorbanan seorang ibu untuk anaknya, dan masih banyak yang lainnya.

Saat melihat pengorbanan di sebuah cermin, maka bayangan yang tampak ialah perjuangan. Ya, memang perngorbanan dan perjuangan merupakan satu kesatuan. Karena, dimana ada pengorbanan maka disitulah ada perjuangan dan begitu pula sebaliknya.

Sepanjang perjalan ini, pengorbanan dan perjuangan merupakan dua sisi koin yang tidak dapat dilepas. Seperti sebuah unsur yang sama, dimana mereka dapat bergabung untuk membentuk senyawa keadilan. Adil. Adil itu menempatkan segala sesuatunya pada tempatnya. Seorang yang adil akan sangat dicintai oleh Allah. Tidak hanya Allah, manusia pun akan sangat senang saat keadilan memang benar- benar ditempatkan pada tempatnya.

Seorang yang adil saat ini bisa dibilang limited. Dengan zaman yang semakin tidak menentu dengan krisis kejujuran pada tiap tahunnya, bisa dipastikan seorang yang adil seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Bersifat adil memang sangat susah. Dalam sebuah hadits di jelaskan bahwa "Hakim terdiri dari tiga golongan. Dua golongan hakim masuk neraka dan segolongan hakim lagi masuk surga. Yang masuk surga ialah yang mengetahui kebenaran hukum dan mengadili dengan hukum tersebut. Bila seorang hakim mengetahui yang haq tapi tidak mengadili dengan hukum tersebut, bahkan bertindak zalim dalam memutuskan perkara, maka dia masuk neraka. Yang segolongan lagi hakim yang bodoh, yang tidak mengetahui yang haq dan memutuskan perkara berdasarkan kebodohannya, maka dia juga masuk neraka". (HR. Abu Dawud dan Aththahawi)

Menjadi hakim atau pun orang yang adil harus mampu dalam berijtihad. Berijtihad untuk memutuskan mana yang salah dan mana yang benar, atau untuk memutuskan hal yang terbaik untuk kemaslahatan umat, seperti pada hadist berikut. Hadis riwayat Amru bin Ash ra: Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Apabila seorang hakim memutuskan perkara dengan berijtihad, kemudian ia benar, maka ia mendapatkan dua pahala. Dan apabila ia memutuskan perkara dengan berijtihad, lalu salah, maka ia memperoleh satu pahala". (Shahih Muslim No.3240)

Jelaslah bahwa  keadilan ini membutuhkan sebuah perjuangan dan pengorbanan. Maka "Adil-lah pada orang lain sebelum menuntut keadilan bagi dirimu".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trailer "E-Waste" -The Fact That You Never See

Harapan dan Cita-cita

Setiap manusia selalu mempunyai harapan dan cita-cita. Jangka pendek atau jangka panjang. Sekarang atau nanti yang pasti itu akan ada dalam diri manusia. Dalam beberapa hal, manusia memang harus menyeimbangkan apa yang menjadi harapan dan apa yang menjadi cita-citanya. Usaha dan berdo'a menjadi hal terpenting dalam mewujudkan itu. Sedikit cerita yang mungkin bisa menjadi gambaran ini dimulai dari...... Ada seorang anak, yang saat SD ia menginginkan sekali untuk bisa menjadi pramugari. Anak ini cantik, ceria tapi ada sesuatu hal yang menghambat untuk tidak mewujudkan mimpinya menjadi pramugari. SMP menjadi awal mimpinya untuk lebih realistis, ia berharap bisa menjadi dokter. Dia berfikir dengan menjadi dokter, dia bisa menyembuhkan penyakit. Menjadi dokter bukanlah hal yang mudah bukan? Dia harus pintar dan cerdas, ia mencoba memberanikan diri mengikuti lomba-lomba, belajar lebih giat terutama bidang-bidang sains sampai akhirnya kelulusan dia termasuk sepuluh terb...