
Setiap manusia selalu mempunyai harapan dan cita-cita. Jangka pendek atau jangka panjang. Sekarang atau nanti yang pasti itu akan ada dalam diri manusia.
Dalam beberapa hal, manusia memang harus menyeimbangkan apa yang menjadi harapan dan apa yang menjadi cita-citanya. Usaha dan berdo'a menjadi hal terpenting dalam mewujudkan itu.
Sedikit cerita yang mungkin bisa menjadi gambaran ini dimulai dari......
Ada seorang anak, yang saat SD ia menginginkan sekali untuk bisa menjadi pramugari. Anak ini cantik, ceria tapi ada sesuatu hal yang menghambat untuk tidak mewujudkan mimpinya menjadi pramugari.
SMP menjadi awal mimpinya untuk lebih realistis, ia berharap bisa menjadi dokter. Dia berfikir dengan menjadi dokter, dia bisa menyembuhkan penyakit. Menjadi dokter bukanlah hal yang mudah bukan? Dia harus pintar dan cerdas, ia mencoba memberanikan diri mengikuti lomba-lomba, belajar lebih giat terutama bidang-bidang sains sampai akhirnya kelulusan dia termasuk sepuluh terbaik di sekolahnya tahun itu.
SMA sedikit lebih dewasa dan lebih real melihat kedepan. Dia masuk ipa, tapi hanya biologi yang paling disukainya. Fisika kimia lumayan, dan matematika sedikit. Aneh memang, namun itulah yang terjadi oleh gadis ini. Lambat laun, ia mulai mengubah haluannya. Dokter tidak lagi. Mungkin yang lain.
SNMPTN menjadi hal-hal yang paling ditunggu-tunggu anak kelas 12 dengan harapan mereka bisa masuk PTN tanpa tes dengan biaya yang cukup terjangkau. Selain SNMPTN, saat itu ada pula PTAIN dan PMDK-PN semua diikuti oleh gadis ini. Sampai tiba pengumuman, dan semuanya ditolak. Semua pilihan yang dipilihnya belum direstui Tuhan. Dia mencoba mengikuti SBMPTN dengan pilihan yang berbeda, sekolah kedinasan dan ujian-ujian mandiri lain yang terjangkau dan waktunya sebelum pengumuman SBMPTN.
Ada tujuh jalur lebih, yang mungkin diikutinya. Semuanya dia persiapkan, demi untuk melanjutkan kuliah dengan biaya yang cukup terjangkau. Gadis ini tahu karena hanya ibunya yang bekerja sedangkan kakak-kakaknya yang lain juga masih kuliah, tentu itu bukan hal yang mudah bukan?Membiayai banyak anak sedangkan hanya ada satu yang menjadi tulang punggung.
Setelah semuanya dicoba, tibalah pada saat pengumuman yang menyatakan bahwa SBMPTNnya lolos dan satu jalur mandirinya juga lolos. Dia sempat tidak percaya dan ragu-ragu sebelumnya karena pada saat SBMPTN dia harus berjuang menerjang banjir untuk dapat samapi di tempat tes. Hampir setiap malam dia berharap kepada Tuhan untuk dimudahkan. Mencoba tujuh kali tes berturut turut bukanlah hal yang mudah sepertinya. Dengan kondisi sedikit down karena melihat banyak teman-temannya yang sudah memiliki sekolah untuk melanjutkan studi. Kejenuhan terhadap soal-soal. Datang kesana kemari untuk tes.
Dari cerita diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa sesuatu hal apapun membutuhkan perjuangan dan proses untuk menggapai apa yang diharapkan dan dicita-citakan. Perjuangan akan menjadikan kita lebih menghargai apa yang kita dapatkan. Dan perjuangan milik kita tapi hasil, sepenuhnya kehendak Tuhan. Maka berdo'a dan berikhtiar menjadi jalan jitu dalam perjuangan. Jangan pernah menyerah yaa.
Komentar
Posting Komentar